Kamis, 17 Maret 2011

budidaya sawi hijau



SAWI HIJAU
(CAISIN)


A. BOTANI
Tanaman sawi  (Brassica  juncea  L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak, yakni famili cruciferae (brassicaceae) oleh karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. (Rukmana, 2002)
Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Heru dan Yovita, 2003)
Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Batang sawi memiliki ukuran yang lebih langsing dari tanaman petsai (Anonimous.2005)
Daun sawi stukturnya bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya pipih. Warna daun pada umumnya hijau keputihan sampai hijau tua. (Novizan.2007)  
             Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik didataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua. (Cahyono.2003)
B. EKOLOGI
Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah (5-1200m dpl). Ketinggian tempat yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman sawi adalah 100-500 m dpl. Namun demikian, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, atau di sawah, jarrang diusahakan di pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun, asalkan pada musim kemarau disediakan air yang

cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus dan drainase baik. Derjat kemasaman tanah (PH) yang dibutuhkan sekitar 6-7. (Supriati dan herliana.2010)
Sawi umumnya banyak ditanam pada dataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada iklim tropis Indonesia. (Haryanto,dkk.2002)

C. BUDIDAYA
A. Benih
            Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun. (Fahrudin.2009)

 B. Pengolahan Tanah
 Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah

yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 - 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). (Eko,2005)

C. Persemaian/pembibitan
Menurut Susila 2006 cara persemaian pada sawi dapat dilakukan dengan beberapa tahap:
·         rumah Bibit
Rumah bibit dibuat dari bambudengan atap plastic polietilen, lebar 1,5 metertinggi bagian depan 1,3 meter dan bagian belakang 1 meter dan panjang sesuai dengan keperluan. Panjang bedengan 1-3 meter tergantung kebutuhan bibit yang akan ditanam. Bedengan pembibitan dibuat pada lahan 80-120 cm
·         penyemaian Benih
ü  Dua minggu sebelum tabor benih, bedengan, bedengan pembibitan ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang yang telah ditambahkan dengan 20 kg urea 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl.
ü  Benih ditabur pada permukaan bedengan pembibitan, selanjutnya benih ditutupi dengan tanah halus setebal 1-2 cm
·         transplanting
ü  Isi panel semai dengan media semai sampai penuh dan basahi dengan air
ü  Benih yang sudah sampai berdaun 2-3 helai maka tanaman dapat dipindahkan ke panel semai untuk satu benih untuk setiap satu lubang tanaman
ü  Simpan panel semai didalam rumah bibit sampai siap tanam (3-4 minggu)
Tempat persemaian perlu dipilih paoda tempat bedengan 1-3 meter yang bebas hama penyakit, dekat dengan air dan bukan bekas persemaian untuk menghindari adanya hama dan penyakit tanah yang berbahaya, (b)  Tanah persemaian terdiri dari campuran tanah olah yang halus dicampur dengan pupuk

kandang yang telah masak dengan perbandingan volume 1:1. Bedengan persemaian lebarnya 100-120 cm, tinggi 20-25 cm, diberi atap menghadap timur untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Biji sawi disemaikan dengan jarak (5-10) cm x 10 cm, dalamnya tanam0,5-1 cm, kemedian ditutup tanah tipis-tipis,  Bibit dapat ditanam pada umur 3-4 minggu setelah semai, (f)  Untuk 1 Ha lahan dibutuhkan 500 gram biji sawi.(BPTP,2009)

 D. Penanaman
 Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 - 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm.(Fahrudin.2009)

D. PEMELIHARAAN
 Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 - 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. (Susila.2006)
 Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi adalah ulat daun, kumbang daun dan penyakit busuk akar,  Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan secara mekanik. Hindari pemakaian pestisida dan bila terpaksa usahakan

pemakaiannya 2 minggu sebelum panen, (c) Gunakan insektisida nabati dari bahan culan + kenikir masing-masing 100 gr/liter, Azadirachtin (ekstrak biji nimba) 1,5 ml/liter dan Regant 50% 2 ml/ liter efektif mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT) pada tanaman sawi.(BPTP.2009)

E. PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman sawi dapat dipanen 40-50 hari dari umur semai,  pada tanaman yang baik, dapat menghasilkan 1- 2 ton/ha. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu mencabut seluruh tanaman, memotong pangkal batang, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. kegiatan pasca panennya adalah: 1)  Segeralah hasil panen dibawa ketempat teduh agar tidak cepat layu karena terkena sinar matahari, 2)  Lakukan pembersihan dengan cara memotong bagian yang tidak penting atau membuang tanah yang ikut pada sawi tersebut, kemudian dicuci untuk memperpanjang kesegaran sawi, 3) Lakukan sortasi dengan cara membuang sawi yang kurang baik dan kotoran gulma lainnya, 4) Susunlah sawi yang telah disortir dengan posisi berdiri, dan jangan terlalu rapat, 5) Lakukan percikan air secukupnya untuk menghindari kelayuan dan siap untuk dipasarkan.(Eko.2007)

G. KANDUNGAN GIZI
 Sayur sawi kaya akan vitamin. Misalnya vitamin A, B, C, E, dan K. Tak hanya memiliki banyak jenis vitamin, kadar tiap vitamin pada sayuran ini ternyata juga sangat tinggi.Selain vitamin, sayur sawi juga mengandung karbohidrat, protein dan lemak baik yang berguna untuk kesehatan tubuh.  Zat lain yang terkandung dalam sayur sawi adalah kalsium, kalium, mangan, folat, zat besi, fosfor, trptofon, dan magnesium. Kandungan non-gizi yang ada dalam sayur sawi adalah serat atau fiber yang kadarnya cukup tinggi. (Anneahira.2011)


I. HAMA DAN PENYAKIT



A. HAMA.

1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm)


B. PENYAKIT.

1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaic.
(Cahyono.2003)



         





DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2005.  Adakah Prospek Diversifikasi Usahatani di Lahan Sawan Irigasi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 27 (1):13-15.
Anneahira. Manfaat Sawi Hijau. http://www. anneahira. com/manfaat-sayur-sawi.htm.Diakses tanggal 10 Maret 2011
Balai Pengkajian Tekhnologi Jakarta.2009.Tekhnologi Produksi Sayuran Sawi http://jakarta.litbang.deptan.go.id..Diakses tanggal 28 Februari 2011.
Cahyono.2003. Tanaman Holtikultura.Penebar Swadaya.Jakarta
Fahrudin.2009.Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak teh dan Pupuk Kascing.
            Skripsi.Universitas Sebelas Maret.
Haryanto, E, T. Suhartini, dan E. Rahayu.2001.Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.Jakarta
Margianto, E.2007.Budidaya Tanaman Sawi. http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/.Diakses tanggal  1 Maret   2011.
Novizan.2007.Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarata
Heru dan Yovita.2003.Budidaya Tanaman Holtikultura.Bina Aksara.Jakarta
Rukmana,R. 2002. Bertanam Sayuran Petsai dan Sawi.Kanisius.Yogyakarta
Supriati, Yati dan Herliana,Ersi. 2010. Bertanam 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar  Swadaya.Jakarta
Susila, Anas, D.2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, IPB

TUGAS
TEKHNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
(Budidaya Tanaman Sawi Hijau)


OLEH
RANGGI RAHIMUL INSAN
No Bp: 0810212079



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKHNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011